Selasa, 15 November 2016

Yuk Kenali Kelinci Cacingan !


pernahkah kalian melihat kelinci kesayangan kalian lincah, makannya banyak tapi badannya tetap saja kurus atau berat badan tidak pernah naik? jika iya, bisa saja kelinci tersebut mengalami cacingan. cacingan pada kelinci merupakan penyakit yang tergolong sulit untuk dideteksi. biasanya cacingan memiliki ciri feses kelinci terbungkus lendir yang jika diamati lendir tersebut dapat bergerak-gerak. nah yuk waspada !
Gejala lain jika kelinci terkena cacingan yaitu, bulu kelinci terlihat kusam, kusut, dan berdiri, mengalami anemia, pucat hingga kurang darah. 

Parasit internal yang bisa menyerang kelinci mencakup cacing dan protozoa (intracellular parasites) 
Nematodes 


  • Trichostrongylidae -Cacing perut. Kelinci terinfeksi pada saat memakan telur cacing. Cacing akan tumbuh di dalam perut kelinci. Penyebaran cacing ini biasanya tidak diiringi tanda apapun pada kelinci. Pada infeksi yang sudah parah, sulit menaikkan berat dan turunnya berat badan kelinci dapat terjadi. Penyembuhan bisa menggunakan Fenbendazole selama 5 hari. 
  • Passalurus ambiguus -Cacing kremi. Biasanya ada di sekum atau pencernaan besar. Penyebaran cacing ini biasanya tidak disertai dengan tanda-tanda pada kelinci, walaupun pada penyebaran yang sudah parah. Penyembuhan: Piperazine di makanan atau minumannya; febendazole sebanyak 50 ppm di makanan selama 5 hari. Kelinci terinfeksi dari makanan dan minumannya. Spora cacing tersebar melalui urin dan dapat hidup berbulan-bulan. Cacing kremi kelinci adalah hal yang umum. Cacing ini tidak menular ke manusia. Penyakit ini dapat ditemukan bahkan di kelinci yang kebersihannya terjaga. 
  • Taenia pisiformis, Taenia serialis, Cittotaenia variabilis -Cacing pita. Cacing ini berada di pencernaan kecil, liver dan sambungan otot. Tanda-tandanya kehilangan nafsu makan, lesu ,membesarnya perut dan pembengkakan di balik kulit. Cacing pita tertular melalui makanan yang telah terkontaminasi telur cacing pita. Biang penularan pada kelinci adalah anjing. Jangan memberikan rumput yang berada dekat anjing kepada kelinci. namun cacing pita biasanya menjangkiti kelinci liar dan bukan kelinci rumahan. 



Protozoa 


  • Eimeria stiedae -(Juga dikenal sebagai Monocystis stiedae , Coccidium oviforme, dan Coccidium cuniculi). Penyakit ini menyerang hati. Tanda-tandanya biasanya tidak terlalu terlihat, yaitu kehilangan nafsu makan, bulu yang kasar, kehilangan berat badan, pembesaran pada perut, lesu, kesulitan bernapas dan diare. Parasit ini menyerang gati dan menyumbat saluran empedu dan tidak merusak pencernaan. Kematianterjadi pada kelinci anakan.Parasit dapat terditek melalui tes kotoran kelinci menggunakan cara direct smear. Pengobatan menggunakan beberapa obat sampai kekebalan tubuh kelinci terbentuk. Menjaga kebersihan kandang dapat menghilangkan atau meminimalisir adanya parasit. kelinci yang terkontaminasi dapat disingkirkan dari kandang. Hindari penularan melalui kotoran, makanan atau minuman. Kandungan amonia 10% dapat mematikan parasit. Anak-anak kelinci harus dipisahkan dari ibu yang terkontaminasi. Dan basmi hama, karena hama dapat menularkan parasit ini. 
  • Eimeria irresidua, E. magna, E. media, E. perforans and others -Parasit ini menyerang saluran usus. Biasanya tanda-tandanya sulit di deteksi. Parasit ini tidak ada di dalam kotoran yang dimakan kelinci pada malam hari. Yang bisa terjadi adalah kehilangan berat badan pada kelinci atau sulit menaikkan berat badan. Tanda terparah adalah diare dengan adanya lendir dan darah. kelinci akan mengalami kehausan yang luar biasa. Kelinci akan mati karena dehidrasi. Pada infeksi yang parah, kelinci akan mati sebelum parasit berada dalam kotorannya. Pengobatannya sama dengan pada penyakit hati. 
  • Toxoplasma gondii (synonym: T. cuniculi) -Jarang ada pada kelinci, namun bisa terjadi jika hidup bersama kucing. Penularannya melalui kotoran kucing. Parasit berada di otak, getah bening, limpa, hati, ginjal, paru-paru, jantung dan mata. Gejala akut biasanya ditemukan di kelinci muda. Kehilangan nafsu makan tiba-tiba, demam tinggi dan meningkatnya kecepatan bernapas. kelinci akan mengeluarkan cairan pada saluran pernapasan. Menjadi lesu dan kadang kejang-kejang diikuti dengan kelumpuhan dan kematian bisa terjadi setelah 2 sampai 8 hari. Yang biasanya terjangkit adalah kelinci tua. Biasanya kehilangan nafsu makan dan anemia, diikuti dengan kelumpuhan pada bagian belakang. Kelinci dapat mati atau sembuh total. Penyakit dapat dideteksi melalu beberapa cara, yang diantaranya tes darah. Walaupun obat-obatan digunakan, pengobatan kurang efektif. Kandang yang bersih adalah keharusan. Sebagian desinfektan kurang efektif, tapi panas dapat melumpuhkan parasit. Breed kelinci yang terbebas dari parasit. Penyakit ini dapat menular ke manusia.

cara pencegahannya yaitu dengan memperbaiki sanitasi, memastikan ventilasi kandang yang baik, dan tidak lembab. Rabbitlovers usahakan agar kandang tetap kering. pencegahan lain yang dapat dilakukan adalah dngan cara memberikan obat cacing secara berkala yaitu dengan menggunakan aturan dan petunjuk penggunaan. hal ini dilakukan karena obat hanya berfungsi membunuh cacing yang dewasa sedangkan telurnya masih bersarang pada tubuh kelinci.  obat cacing yang dapat diberikan yaitu obat cacing wormex, atau obat cacing manusia. berikan 2-3 bulan 1x pada kelinci. 

nah sekian artikel Dev Bunnies sore ini jika terdapa kekeliruan atau kekurangan kritik dan saran yang membangun sangat diperlukan. terimakasih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar